Maximus,
Spartacus, Colosseum, Romawi Kuno,
selintas bila mengingat nama-nama tersebut salah satu hal yang akan muncul
dalam Top of Mind kita adalah Gladiator. Bila berbicara tentang Gladiator pasti
erat kaitannya dengan pertarungan penuh darah (bahkan sampai kematian dengan
cara sadis), perbudakan, hiburan bagi rakyat Romawi Kuno, binatang buas dan
lain sebagainya. Ternyata dibalik itu semua, ada 10 fakta menarik tentang
Gladiator yang mungkin akan memberi kita sedikit gambaran tentang kehidupan
para petarung arena ini.
Sebelum
masuk kedalam fakta-fakta tersebut, mari kita coba lihat sedikit tentang latar
belakang Gladiator. Pertama kalau dilihat dari pembentukan katanya, Gladiator
berasal dari bahasa latin yang diambil dari kata Gladius, arti kata Gladius itu
sendiri adalah pedang, jadi bisa dibilang mereka adalah “Ahli Pedang” walaupun
ada juga dari mereka yang bertarung dengan senjata lain. Pada umumnya mereka
berasal dari kalangan budak, tahanan penjara/perang, atau prajurit yang ingin
mencari pembuktian diri.
"Rudis" |
Salah
satu bentuk pencapaian tertinggi dari seorang Gladiator adalah Rudis yang
merupakan lambang kebebasan. Rudis adalah pedang kayu yang diberikan kepada
seorang Gladiator bila dianggap dapat memberikan penampilan yang sangat baik
dan dapat memukau penonton dan kaisar. Bila mendapat Rudis, maka petarung dapat
hidup dengan bebas di kalangan masyarakat Romawi Kuno bahkan mereka bisa
memiliki karir sebagai pelatih Gladiator. Setelah membahas sekilas tentang
Gladiator, berikut 10 fakta menarik yang mungkin belum kita ketahui.
1. Gladiator
Bukan Selalu Berasal dari Kalangan Budak
Tidak
semua petarung itu berasal dari kaum budak atau mereka yang dihukum karena
tindakan kriminal. Tertarik karena popularitas, dan sorakan para penonton,
banyak juga orang-orang merdeka yang mendaftarkan dirinya sebagai Gladiator
dengan harapan untuk memenangkan hadiah dan ingin merasakan kemenangan di
arena. Biasanya orang-orang yand mendaftar berasal dari para pria yang merasa
putus asa, bekas prajurit yang memiliki keahlian bertarung dan beberapa berasal
dari kalangan atas.
2. Pertarungan
Gladiator Pada Awalnya adalah Bagian dari Upacara Pemakaman
Para ahli
sejarah berpendapat bahwa, pada awalnya para Gladiator bertarung sebagai bagian
dari upacara pemakaman bagi keluarga bangsawan yang meninggal. Bangsa Romawi
percaya bahwa darah manusia mampu memurnikan jiwa dari orang yang meninggal.
Pada masa pemerintahan Julius Caesar, cakupan upacara menjadi lebih besar
dimana ratusan Gladiator bertanding untuk upacara pemakaman ayah dan putrinya.
Ternyata para penonton menyukai pertunjukan ini dan pemerintah secara resmi
memulai turnamen antar Gladiator yang di danai oleh negara.
3. Mereka
Tidak Selalu Bertarung Sampai Mati
Kalau dalam film biasanya
diceritakan mereka akan bertarung dengan ganas sampai mati. Namun pada
kenyataannya, pertarungan di atur agar lawan seimbang dan diawasi oleh wasit.
Bila salah satu petarung ada yang terluka parah maka wasit dapat menghentikan
pertarungan. Bila pertarungan berlangsung terlalu lama, dan membuat penonton
bosan pertarungan juga dapat dihentikan . Pada beberapa kesempatan tertentu
kedua petarung dapat meninggalkan arena dengan rasa hormat bila di anggap telah
memberikan pertunjukan yang luar biasa.
Biaya melatih seorang
Gladiator sangatlah mahal, karena ada biaya makan, dan tempat tinggal. Promotor
(pemilik) mereka tentu enggan kalau petarung mereka mati dengan sia-sia. Pada
saat pelatihan mereka mungkin dilatih untuk melukai tapi tidak untuk membunuh
langsung. Namun tetap saja hidup dari Gladiator biasanya brutal dan singkat,
banyak diantara mereka yang mati pada usia pertengahan 20an dan 1 banding 5
atau 1 banding 10 dari setiap pertarungan seorang petarung mati.
4. “Thumb
Down” Mungkin Tidak Berarti Mati
Bila petarung telah
terluka parah atau menyerah dan mengaku kalah, maka nasib dari petarung ini
akan ditentukan oleh penonton. Biasanya Kaisar berhak untuk menentukan nasib
dari petarung ini, namun kebanyakan penontonlah yang mengambil keputusan. Pada film-film
biasanya “Thumb Down” artinya adalah mati, namun hal ini ternyata menjadi
perdebatan. Ahli sejarah justru berpendapat bahwa untuk kematian adalah “Thumb
Up” dan apabila “Thumb Down”, mengibarkan sapu tangan atau mengepalkan telapak
dan menunjuk dengan dua jari adalah memohon ampun. Namun apa pun itu, biasanya
nasib mereka akan ditentukan dengan teriakan penonton “let him go!!” atau “slay
him!!”
5. Mereka
Sangat Terorganisir
Pada saat
pembukaan Colosseum, pertarungan antar Gladiator telah berkembang menjadi olahraga
namun tetap ada pertumpahan darah. Para petarung dibagi kelas-kelasnya, dari
rekor pertandingan, kemampuan, pengalaman, klasifikasi gaya bertarung dan penggunaan
senjata.
6. Mereka
Jarang Bertarung Melawan Binatang
Sebenarnya
pertarungan melawan binatang ini merupakan bagian dari acara pembukaan dari
turnamen Gladiator dan biasanya yang bertarung melawan binatang ini dinamakan “Venatores”
atau “bestiarii”. Mereka adalah petarung dengan kelas khusus untuk melawan binatang
dari rusa dan burung unta hingga singa, buaya, beruang dan bahkan gajah. Ada
sekitar 9,000 hewan yang dibunuh selama 100 hari perayaan pembukaan Colosseum.
Kebanyakan dari binatang-binatang ini dilatih juga untuk saling bertarung atau
ada juga yang digunakan untuk pertunjukan eksekusi tahanan.
7. Wanita
Juga Bertarung Sebagai Gladiator
Para budak wanita
biasanya juga dimasukan ke dalam arena bersama dengan budak pria. Para petarung
wanita ini awalnya tidak begitu dianggap, Kaisar Domitianus senang mengadu para
petarung wanita ini dengan orang kerdil sebagai hiburan. Namun ada 2 orang
petarung wanita yang cukup terkenal, mereka adalah “Amazon” dan “Achillia”.
Pada beberapa kesempatan, petarung wanita juga melawan binatang, namun akhirnya
Kaisar Septimius Severus melarang wanita di arena.
8. Beberapa
Gladiator Memiliki “Serikat Pekerja”
Meskipun mereka sering
bertarung satu sama lain, namun mereka memiliki ikatan persaudaraan, dan mereka
memiliki semacam serikat dan memiliki pemimpin di dalamnya. Ketika ada petarung
yang mati, mereka akan memastikan bahwa dia mendapat pemakaman yang layak dan
akan memberikan kompensasi kepada keluarga yang ditinggalkan.
9. Beberapa
Kaisar Roma Terlibat dalam Pertarungan di Dalam Arena
Beberapa kaisar yang
tercatat pernah terlibat di dalam arena antara lain Caligula, Titus, dan
Hadrian namun peraturannya diperketat atau menggunakan pedang tumpul. Ada juga
seorang Kaisar bernama Commodus yang sering berusaha untuk memukau penonton
dengan membunuh binatang namun dari atas panggung sementara binatang nya
dirantai tak berdaya, atau melawan petarung tidak berpengalaman yang ketakutan.
Ketika menang dia akan menghadiahi diri sendiri dengan jumlah yang sangat
mahal.
10. Mereka adalah Selebritis dan Lambang
Seksual
Para Gladiator sangatlah
terkenal diantara kalangan kelas bawah. Gambar mereka banyak terdapat pada area
publik, anak-anak bermain dengan “action figure” Gladiator dari tanah liat, dan
untuk petarung terbaik mereka bahkan menjadi “brand ambassador” untuk sebuah
produk seperti atlit jaman sekarang. Tentu saja karena hal ini banyak wanita
yang tergila-gila kepada mereka.
Original Sources:
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar